Jumat, 20 Juli 2012

integrated approach


Integrated Approach
A.  Pengertian Integrated Approach
Istilah integrated approach atau dikenal juga dengan pendekatan terpadu berawal dari konsep ”integrated teaching dan learning” atau ”integrated curriculum approach”. Konsep ini pertama kali dikemukan oleh John Dewey. Dengan pendekatan ini siswa mengembangkan kemampuan nalar dalam pembentukan pengetahuan berdasarkan interaksi dengan lingkungan dan pengalaman dalam kehidupannya. Siswa dapat belajar menghubungkan apa yang telah dipelajarinya dengan yang baru mereka pelajari. Pendekatan terpadu memiliki istilah-istilah yang sering dipersamakan atau termasuk dalam konteks pembelajaran terpadu diantaranya adalah : integrated teaching and learning, integrated curriculum approach, a coherent curiculum approach, holistic approach dan integrative learning serta tematik (Sriyati, 2008).

Integrated approach merupakan pendekatan yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran yang terkait secara harmonis untuk memberikan pengalaman berlajar yang bermakna pada siswa. (Beane, 1995 dalam Sa’ud, 2006).

Adapun pendekatan terpadu atau integrated approach (Rustaman, N.Y dkk., 2004) merupakan pendekatan yang memadukan dua unsur atau lebih dalam suatu kegiatan pembelajaran. Unsur pembelajaran yang dipadukan dapat berupa konsep dengan proses, konsep dari satu mata pelajaran dengan konsep mata pelajaran lain, atau dapat juga berupa penggabungan suatu metode dengan metode lain. Pemaduan dilakukan dengan menekankan pada prinsip keterkaitan antar satu unsur dengan unsur lain, sehingga diharapkan terjadi peningkatan pemahaman yang lebih bermakna dan peningkatan wawasan karena satu pembelajaran melibatkan lebih dari satu cara pandang. Keterpaduan dalam pendekatan terpadu diciptakan melalui suatu “jembatan” untuk menghubungkan unsur-unsur yang akan dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran.

B.  Ciri atau Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Hilda Karli dan Margaretha (2002:15) mengemukakan beberapa ciri pembelajaran terpadu, yaitu sebagai berikut:
1.      Holistik, suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu dikaji dari beberapa bidang studi sekaligus untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi.
  1. Bermakna, keterkaitan antara konsep-konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses pembelajaran akan menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari dan diharapkan anak mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan masalah-masalah nyata di dalam kehidupannya.
  2. Aktif, peserta didik terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran yang secara tidak langsung dapat memotivasi anak untuk belajar.
  3. Pemisahan antara bidang studi tidak begitu jelas.
C.  Alasan Dilaksanakan Pembelajaran Terpadu
Alasan perlunya memadukan antara satu mata pelajaran dengan pelajaran lain
yaitu:
1.      Alasan Empirik, karena pada hakekatnya pengalaman hidup ini sifatnya
kompleks dan terpadu, artinya menyangkut berbagai aspek yang saling terkait. Misalnya pergi belanja ke pasar, merupakan kegiatan kompleksitas pengalaman hidup yang tidak hanya bersifat sosial (berhubungan dengan orang lain), ekonomi (memenuhi kebutuhan rumah tangga), tetapi juga matematika (terkait dengan hitung menghitung) dan biologi (berkaitan dengan sayur-sayuran dan lauk pauk yang akan dibeli) dan yang lainnya. Proses pembelajaran di sekolah hendaknya dapat dilaksanakan dengan model pengalaman hidup dalam masyarakat, karena proses pembelajaran yang demikian sesuai dengan realita kehidupan.
2.    Alasan Teoritis Ilmiah, karena keadaan dan permasalahan dalam kehidupan terus berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini menuntut bahan ajar di sekolah harus
diperkaya dengan muatan-muatan tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang baru.

Banyaknya permasalahan yang timbul dalam kehidupan, banyak materi baru yang diusulkan oleh masyarakat untuk dimasukkan dalam kurikulum sekolah, misalnya masalah kerusakan lingkungan hidup, ilmu kelautan, narkoba, masalah HIV/AIDS,flu burung, pendidikan moral dan budi pekerti, keimanan dan ketakwaan, reproduksi, sehat, pendidikan seks, dan lain-lain. Untuk memasukan hal-hal tersebut menjadi mata pelajaran terendiri, tentu tidak mungkin. Sehingga muatan ilmu pengetahuan dan informasi tersebut harus difusikan dalam mata pelajaran yang melahirkan kurikulum terpadu (integrited curriculum). Dalam pelaksanaan kurikulum ini timbul model pembelajaran terpadu, dengan tujuan agar proses pembelajaran dapat mengakomodasikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta permasalahan yang begitu kompleks dalam masyarakat.
           
D.  Keunggulan dan Kelemahan Integrated Approach
1.    Keunggulan Integrated Approach
Pendekatan terpadu memiliki beberapa keunggulan atau kekuatan dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional, diantaranya adalah (Sa’ud, dkk. 2006) :
a.       Mendorong guru untuk mengembangkan kreatifitas.
b.      Memberikan peluang bagi guru untuk mengembangkan situasi pembelajaran yang utuh , menyeluruh, dinamis dan bermakna sesuai dengan keinginan dan kemampuan guru maupun kebutuhan dan kesiapan siswa.
c.       Mempermudah dan memotivasi siswa untuk mengenal, menerima, menyerap dan memahami keterkaitan atau hubungan antara konsep, pengetahuan, nilai atau tindakan yang terdapat dalam beberapa pokok bahasan atau bidang studi.
d.      Menghemat waktu, tenaga dan sarana serta biaya pembelajaran,  disamping menyederhanakan langkah-langkah pembelajaran.


2. Kelemahan Integrated Approach
Selain keunggulan atau kekuatan, terdapat beberapa kelemahan dari pendekatan terpadu yaitu
a.       Dilihat dari aspek guru, model ini menuntut tersedianya peran guru yang
memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, kreativitas tinggi,
keterampilan metodologik yang handal, kepercayaan diri dan etos akademik yang tinggi, dan berani untuk mengemas, mengaitkan, dan mengembangkan materi.
b.      Dilihat dari aspek siswa, Seringkali rancangan kegiatan pembelajaran melibatkan terlalu banyak tugas tugas yang akhirnya terkesan membebani siswa. siswa merasa bingung dan gagal dalam memahami keterkaitan antar unsur yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran sehingga menuntut kemampuan belajar siswa yang relatif baik, baik dalam aspek intelegensi maupun kreatifitasnya.
c.       Dilihat dari aspek sarana atau sumber pembelajaran, pembelajaran terpadu menuntut bahan atau sumber informasi yang cukup banyak dan terkait, seperti yang dapat menunjang dan memperkaya serta mengembangkan wawasan dan pengetahuan yang diperlukan.
d.      Dilihat dari sistem penilaian dan pengukurannya, pembelajaran terpadu
tersebut membutuhkan sistem penilaian dan pengukuran (objek, indikator dan prosedur) yang terpadu dalam arti sistem yang berusaha menetapkan keberhasilan belajar siswa dilihat dari beberapa mata pelajaran yang terkait, atau dengan kata lain, hasil belajar merupakan kumpulan dan panduan penguasaan dari berbagai materi yang disatukan dan digabungkan.

E.     Pemaduan Konsep Dalam Pembelajaran IPA
Berikut ini diberikan contoh pembelajaran IPA terpadu dengan tema yang bernuansa IPA-lingkungan :
Untitled.jpg

F.      Model-Model Pembelajaran Terpadu
1. Model Fragmented
Model fragmented adalah model pembelajaran tradisional yang memisahmisahkan disiplin ilmu atas beberapa mata pelajaran seperti Matematika, Sains,Ilmu Sosial, Bahasa dan Seni. Model ini mengajarkan disiplin-disiplin ilmu tersebut secara terpisah dan tanpa ada upaya untuk menghubungkan atau mengintegrasikannya. Model ini mengutamakan kemurnian disiplin ilmu tertentu. Model ini lebih cocok untuk tingkat SMA dan Universitas.
Pembelajaran terpadu melalui kurikulum terpadu fragmented terjadi jika seorang guru memiliki keinginan agar siswa setelah menempuh pembelajaran satu kurun waktu tertentu memiliki kemampuan atau kecakapan tertentu. Keuntungan pembelajaran model ini adalah siswa menguasai secara penuh satu kemampuan tertentu untuk tiap mata pelajaran, ia ahli dan terampil dalam bidang tertentu. Sedangkan kekurangannya adalah ia belajar hanya pada tempat dan sumber belajar dan kurang mampu membuat hubungan atau integrasi dengan konsep sejenis.

Untitled1.jpg

2. Model Connected (Keterhubungan)
Model Connected berusaha menghubungkan satu konsep dengan konep lain,topik satu dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, ide yang satu dengan ide lain tetapi masih dalam lingkup satu bidang studi misalnya IPA atau IPS. Dengan model connected siswa lebih mudah menemukan keterkaitan karena masih dalam lingkup satu bidang studi, tetapi kurang menampakkan keterkaitan interdisiplin.
Keuntungan yang diperoleh dalam model connected ini adalah adanya hubungan antar ide-ide dalam satu mata pelajaran, anak akan memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan siswa diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap. Kekurangan dalam model ini, model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum menggabungkan bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran lain.

3. Model Nested
Model Nested merupakan model yang memadukan berbagai bentuk keterampilan yaitu keterampilan social (social skill), keterampilan berpikir (thinking skill) dan keterampilan isi (content-specific skill) ketika membahas suatu topik. Misalnya ketika siswa mempelajari sistem peredarah darah, targetnya adalah memahami konsep “sistem”. Tetapi guru juga mengembangkan keterampilan berpikir siswa dengan cara mengeksplor siswa mengenai faktor-faktor yang menyebabkan dan berpengaruh terhadap gangguan sistem peredaran darah. Keterampilan social juga dikembangkan dengan cara siswa belajar secara berkelompok. Dengan begitu keterampilan-keterampilan tadi “nested” bersamasama sebagai pengalaman belajar siswa. Kelebihan model ini yaitu guru dapat memadukan beberapa keterampilan sekaligus dalam pembelajaran satu mata pelajaran, memberikan perhatian pada berbagai bidang penting dalam satu saat sehingga tidak memerlukan penambahan waktu dan guru dapat memadukan kurikulum secara luas. Kekrangannya adalah apabila taanpa perencanaan yang matang memadukan beberapa keterampilan yang menjadi targget dalam suatu pembelajaran akan berdampak pada siswa dimana prioritas pelajaran menjadi kabur.
Untitled3.jpg

4. Model Sequenced
Pada model Sequenced topik-topik atau unit-unit antar mata pelajaran diatur
dan diurutkan secara tepat satu sama lain. Materi dari dua mata pelajaran yang berhubungan dapat diurutkan untuk diajarkan secara paralel.Topik-topik itu dapat dipadukan pembelajarannya pada alokasi jam yang sama. Pembelajaran terpadu model sequenced ini ditempuh dalam upaya mengutuhkan dan menyatukan materi-materi yang bercirikan sama dan terkait agar lebih utuh dan menyeluruh. Kelebihannya yaitu dengan menyusun kembali urutan topik, bagian dari unit, guru dapat mengutamakan prioritas kurikulum daripada hanya mengikuti urutan yang dibuat penulis dalam buku teks, membantu siswa memahami isi pembelajaran dengan lebih kuat dan bermakna. Sedangkan kekurangannya yaitu diperlukkan kolaborasi berkelanjutan dan fleksibilitas semua orang yang terlibat dalam content area dalam mengurutkan sesuai peristiwa terkini.

5. Model Shared
Model shared ini merupakan bentuk pemaduan pembelajaran akibat adanya
overlapping” konsep atau ide pada dua mata pelajaran, sehinggamenjadi konsep yang utuh terhadap konsep-konsep yang berserakan tersebut sehingga menuntun siswa untuk membuka wawasan dan cara berpikir yang luas dan mendalam melalui pemahaman terhadap konsep lintas disiplin ilmu. Kelebihannya yaitu lebih mudah dalam menggunakannya sebagai langkah awal maju secara penuh menuju model terpadu yang mencakup empat disiplin ilmu, dengan menggabungkan disiplin ilmu serupa yang saling tumpang tindih akan memungkinkan mempelajari konsep yang lebih dalam. Sedangkan kekurangannya yaitu model integrasi antar dua disiplin ilmu memerlukan komitmen pasangan untuk bekerjasama dalam fase awal, untuk menemukan konsep kurikula yang tumpang tindih secara nyata diperlukan dialog dan percakapan yang mendalam.
Untitled32.jpg
6. Model Webbed (Jaring Laba-laba)
Model webbed ini mewakili pendekatan tematik untuk memadukan materi subjek. Model ini dimulai dengan menentukan tema yang kemudian dikembangkan sub temanya dngan memperhatikan kaitannya dengan bidang studi lain. Biasanya tema yang dipilih harus tema yang “fertil” yaitu tema yang memiliki kemungkinan keterkaiatan yang kaya dengan unsur atau konep lain. Tema yang fertil biasanya berupa pola atau siklus. Tema yang familier membuat motivasi belajar siswa meningkat dan memberi siswa pengalaman berpikir serta bekerja inter disiplin. Akan tetapi sulit untuk menentukan tema yang fertile.
Contoh dari penggunaan pembelajaran model ini adalah: siswa dan guru menentukan tema misalnya air, maka guru-guru mata pelajaran dapat mengajarkan tema air itu ke dalam sub-sub tema misalnya siklus air, kincir angin, air waduk, air sungai, bisnis air dari PDAM yang tergabung dalam mata pelajaran Matematika, IPS, IPA, dan Bahasa.
Keuntungan pendekatan jaring laba-laba untuk mengintegrasikan kurikulum adalah faktor motivasi sebagai hasil bentuk seleksi tema yang menarik perhatian paling besar, faktor motivasi siswa juga dapat berkembang karena adanya pemilihan tema yang didasarkan pada minat siswa. Sedangkan kelemahan model ini adalah banyak guru sulit memilih tema. Mereka cenderung menyediakan tema yang dangkal sehingga kurang bermanfaat bagi siswa, dan guru seringkali terfokus pada kegiatan sehingga materi atau konsep menjadi terabaikan.

 7. Model Threaded ( Pembelajaran Terpadu Bergalur)
Model Threaded merupakan model pemaduan kurikulum berfokus pada
metakurikulum. Pembelajaran dengan model ini ditempuh dengan cara
mengembangkan gagasan pokok yang merupakan benang merah (galur) yang berasal dari konsep yang terdapat dalam berbagai disiplin ilmu. Keuntungan dari model ini antara lain: konsep berputar sekitar metakurikulum yang menekankan pada perilaku metakognitif; materi untuk tiap mata pelajaran tetap murni, dan siswa dapat belajar bagaimana seharusnya belajar di masa yang akan datang sesuai dengan laju perkembangan era globalisasi. Sedangkan kelemahannya yaitu hubungan isi antar materi pelajaran tidak terlalu ditunjukkan sehingga secara eksplisit siswa kurang dapat memahami keterkaitan konten antara mata pelajaran satu dengan yang lainnya.
Untitled4.jpg

8. Model Integrated (Keterpaduan)
Model Integrated dimulai dengan mengidentifikasi konsep, keterampilan , sikap yang overlap pada beberapa bidang studi. Tema hanya berfungsi sebagai konteks pembelajaran. Kelebihan model ini adalah hubungkan antar bidang studi jelas terlihat melalui kegiatan pembelajaran. Akan tetapi model ini menuntut wawasan yang luas dari guru dan karena terfokus pada kegiatan pembelajaran, terkadang mengabaikan target penguasaan konsep.
Keuntungan dari model ini yaitu siswa saling mengaitkan, saling menghubungkan diantara macam-macam bagian dari mata pelajaran. Keterpaduan secara sukses diimplementasikan, pendekatan belajar yang lingkungan belajar yang ideal untuk hari terpadu (integrated day) secara eksternal dan untuk keterpaduan belajar untuk fokus internal. Selain itu model ini juga mendorong motivasi murid. Sedangkan kelemahannya yaitu model ini sulit dilaksanakan secara penuh; membutuhkan keterampilan tinggi, percaya diri dalam prioritas konsep, keterampilan dan sikap yang menembus secara urut dari mata pelajaran; dan membutuhkan model tim ahli pada bidang dan merencanakan dan mengajar bersama.

9. Model Immersed
Model Immersed dirancang untuk membantu siswa dalam menyaring dan
memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan dihubungakan dengan medan pemakaiannya. Dalam hal ini tukar pengalaman sangat diperlukan dalam kegiatan dan disiplin dengan mengaitkan gagasan-gagasan melalui minatnya. Pada model ini keterpaduan terjadi secara internal dan intrinik yang dilakukan oleh siswa dengan sedikit atau tanpa intervensi dari luar. Siswa dalam pembelajaran harus memiliki kemampuan sebagai seorang ahli, sehingga dalam melihat sesuatu dia pandang pada kaca mata disiplin yang dimilikinya. Model ini hanya dapat diterapkan pada jenjang pendidikan menengah dan tinggi. Kelebihan dari model ini adalah setiap siswa mempunyai ketertarikan mata pelajaran yang berbeda maka secara tidak langsung siswa yang lain akan belajar dari siswa lainnya. Mereka terpacu untuk dapat menghubungkan mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya. Sedangkan kekurangan dari model ini adalah siswa yang tidak senang membaca akan mendapat kesulitan untuk mengerjakan proyek ini, sehingga siswa menjadi kehilangan minat belajar.
Untitled5.jpg
10. Model Networked
Model networked merupakan model pemaduan pembelajaran yang mengendalikan kemungkinan pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk keterampilan baru setelah siswa mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi maupun konteks berbeda-beda. Belajar disikapi sebagai proses yang berlangsung secara terus menerus karena adanya hubungan timbal balik antara pemahaman dan kenyataan yang dihadapi siswa. Pendekatan terpadu dapat diimplementasikan dalam berbagai model pembelajaran. Di Indonesia khususnya di tingkat pendidikan dasar terdapat 3 model pendekatan terpadu yang sedang berkembang yaitu : model keterhubu. Kelebihan dari model ini adalah siswa memperluas wawasan pengetahuan pada satu atau dua mata pelajaran secara mendalam dan sempit sasarannya. Sedangkan kelemahannya adalah kemungkinan motivasi siswa akan berubah kedalaman materi pelajaran menjadi dangkal secara tidak sengaja karena mendapat hambatan dalam mencari sumber.

Tidak ada komentar: