Integrated Approach
A.
Pengertian Integrated Approach
Istilah
integrated approach atau dikenal juga dengan pendekatan terpadu berawal dari
konsep ”integrated teaching dan learning” atau ”integrated curriculum
approach”. Konsep ini pertama kali dikemukan oleh John Dewey. Dengan pendekatan
ini siswa mengembangkan kemampuan nalar dalam pembentukan pengetahuan
berdasarkan interaksi dengan lingkungan dan pengalaman dalam kehidupannya.
Siswa dapat belajar menghubungkan apa yang telah dipelajarinya dengan yang baru
mereka pelajari. Pendekatan terpadu memiliki istilah-istilah yang sering
dipersamakan atau termasuk dalam konteks pembelajaran terpadu diantaranya
adalah : integrated teaching and learning, integrated curriculum approach, a
coherent curiculum approach, holistic approach dan integrative learning serta
tematik (Sriyati, 2008).
Integrated approach merupakan pendekatan yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran yang terkait secara harmonis untuk memberikan pengalaman berlajar yang bermakna pada siswa. (Beane, 1995 dalam Sa’ud, 2006).
Integrated approach merupakan pendekatan yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran yang terkait secara harmonis untuk memberikan pengalaman berlajar yang bermakna pada siswa. (Beane, 1995 dalam Sa’ud, 2006).
Adapun
pendekatan terpadu atau integrated approach (Rustaman, N.Y dkk., 2004)
merupakan pendekatan yang memadukan dua unsur atau lebih dalam suatu kegiatan
pembelajaran. Unsur pembelajaran yang dipadukan dapat berupa konsep dengan
proses, konsep dari satu mata pelajaran dengan konsep mata pelajaran lain, atau
dapat juga berupa penggabungan suatu metode dengan metode lain. Pemaduan
dilakukan dengan menekankan pada prinsip keterkaitan antar satu unsur dengan
unsur lain, sehingga diharapkan terjadi peningkatan pemahaman yang lebih
bermakna dan peningkatan wawasan karena satu pembelajaran melibatkan lebih dari
satu cara pandang. Keterpaduan dalam pendekatan terpadu diciptakan melalui
suatu “jembatan” untuk menghubungkan unsur-unsur yang akan dilibatkan dalam
kegiatan pembelajaran.
B.
Ciri atau Karakteristik Pembelajaran
Terpadu
Hilda
Karli dan Margaretha (2002:15) mengemukakan beberapa ciri pembelajaran terpadu,
yaitu sebagai berikut:
1.
Holistik, suatu peristiwa yang
menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu dikaji dari beberapa bidang
studi sekaligus untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi.
- Bermakna, keterkaitan antara konsep-konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses pembelajaran akan menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari dan diharapkan anak mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan masalah-masalah nyata di dalam kehidupannya.
- Aktif, peserta didik terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran yang secara tidak langsung dapat memotivasi anak untuk belajar.
- Pemisahan antara bidang studi tidak begitu jelas.
C.
Alasan Dilaksanakan Pembelajaran
Terpadu
Alasan perlunya memadukan antara satu mata pelajaran dengan
pelajaran lain
yaitu:
1.
Alasan Empirik, karena pada
hakekatnya pengalaman hidup ini sifatnya
kompleks
dan terpadu, artinya menyangkut berbagai aspek yang saling terkait. Misalnya
pergi belanja ke pasar, merupakan kegiatan kompleksitas pengalaman hidup yang
tidak hanya bersifat sosial (berhubungan dengan orang lain), ekonomi (memenuhi
kebutuhan rumah tangga), tetapi juga matematika (terkait dengan hitung
menghitung) dan biologi (berkaitan dengan sayur-sayuran dan lauk pauk yang akan
dibeli) dan yang lainnya. Proses pembelajaran di sekolah hendaknya dapat
dilaksanakan dengan model pengalaman hidup dalam masyarakat, karena proses
pembelajaran yang demikian sesuai dengan realita kehidupan.
2.
Alasan Teoritis Ilmiah, karena
keadaan dan permasalahan dalam kehidupan terus berkembang sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini menuntut bahan ajar di sekolah
harus
diperkaya
dengan muatan-muatan tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
baru.
Banyaknya
permasalahan yang timbul dalam kehidupan, banyak materi baru yang diusulkan
oleh masyarakat untuk dimasukkan dalam kurikulum sekolah, misalnya masalah
kerusakan lingkungan hidup, ilmu kelautan, narkoba, masalah HIV/AIDS,flu
burung, pendidikan moral dan budi pekerti, keimanan dan ketakwaan, reproduksi,
sehat, pendidikan seks, dan lain-lain. Untuk memasukan hal-hal tersebut menjadi
mata pelajaran terendiri, tentu tidak mungkin. Sehingga muatan ilmu pengetahuan
dan informasi tersebut harus difusikan dalam mata pelajaran yang melahirkan
kurikulum terpadu (integrited curriculum). Dalam pelaksanaan kurikulum
ini timbul model pembelajaran terpadu, dengan tujuan agar proses pembelajaran
dapat mengakomodasikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
permasalahan yang begitu kompleks dalam masyarakat.
D.
Keunggulan dan Kelemahan Integrated
Approach
1.
Keunggulan Integrated Approach
Pendekatan
terpadu memiliki beberapa keunggulan atau kekuatan dibandingkan dengan model
pembelajaran konvensional, diantaranya adalah (Sa’ud, dkk. 2006) :
a.
Mendorong guru untuk mengembangkan
kreatifitas.
b.
Memberikan peluang bagi guru untuk
mengembangkan situasi pembelajaran yang utuh , menyeluruh, dinamis dan bermakna
sesuai dengan keinginan dan kemampuan guru maupun kebutuhan dan kesiapan siswa.
c.
Mempermudah dan memotivasi siswa
untuk mengenal, menerima, menyerap dan memahami keterkaitan atau hubungan
antara konsep, pengetahuan, nilai atau tindakan yang terdapat dalam beberapa
pokok bahasan atau bidang studi.
d.
Menghemat waktu, tenaga dan sarana
serta biaya pembelajaran, disamping menyederhanakan langkah-langkah
pembelajaran.
2.
Kelemahan Integrated Approach
Selain
keunggulan atau kekuatan, terdapat beberapa kelemahan dari pendekatan terpadu
yaitu
a.
Dilihat dari aspek guru,
model ini menuntut tersedianya peran guru yang
memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, kreativitas
tinggi,
keterampilan
metodologik yang handal, kepercayaan diri dan etos akademik yang tinggi, dan
berani untuk mengemas, mengaitkan, dan mengembangkan materi.
b.
Dilihat dari aspek siswa,
Seringkali rancangan kegiatan pembelajaran melibatkan terlalu banyak tugas
tugas yang akhirnya terkesan membebani siswa. siswa merasa bingung dan gagal
dalam memahami keterkaitan antar unsur yang terlibat dalam kegiatan
pembelajaran sehingga menuntut kemampuan belajar siswa yang relatif baik, baik
dalam aspek intelegensi maupun kreatifitasnya.
c.
Dilihat dari aspek sarana atau
sumber pembelajaran, pembelajaran terpadu menuntut bahan atau sumber
informasi yang cukup banyak dan terkait, seperti yang dapat menunjang dan
memperkaya serta mengembangkan wawasan dan pengetahuan yang diperlukan.
d.
Dilihat dari sistem penilaian dan
pengukurannya, pembelajaran terpadu
tersebut
membutuhkan sistem penilaian dan pengukuran (objek, indikator dan prosedur)
yang terpadu dalam arti sistem yang berusaha menetapkan keberhasilan belajar
siswa dilihat dari beberapa mata pelajaran yang terkait, atau dengan kata lain,
hasil belajar merupakan kumpulan dan panduan penguasaan dari berbagai materi
yang disatukan dan digabungkan.
E.
Pemaduan Konsep Dalam Pembelajaran
IPA
Berikut
ini diberikan contoh pembelajaran IPA terpadu dengan tema yang bernuansa
IPA-lingkungan :
F.
Model-Model Pembelajaran Terpadu
1. Model Fragmented
Model
fragmented adalah model pembelajaran tradisional yang memisahmisahkan
disiplin ilmu atas beberapa mata pelajaran seperti Matematika, Sains,Ilmu
Sosial, Bahasa dan Seni. Model ini mengajarkan disiplin-disiplin ilmu tersebut
secara terpisah dan tanpa ada upaya untuk menghubungkan atau
mengintegrasikannya. Model ini mengutamakan kemurnian disiplin ilmu tertentu.
Model ini lebih cocok untuk tingkat SMA dan Universitas.
Pembelajaran
terpadu melalui kurikulum terpadu fragmented terjadi jika seorang guru memiliki
keinginan agar siswa setelah menempuh pembelajaran satu kurun waktu tertentu
memiliki kemampuan atau kecakapan tertentu. Keuntungan pembelajaran model ini
adalah siswa menguasai secara penuh satu kemampuan tertentu untuk tiap mata
pelajaran, ia ahli dan terampil dalam bidang tertentu. Sedangkan kekurangannya
adalah ia belajar hanya pada tempat dan sumber belajar dan kurang mampu membuat
hubungan atau integrasi dengan konsep sejenis.
2. Model Connected (Keterhubungan)
Model
Connected berusaha menghubungkan satu konsep dengan konep lain,topik
satu dengan topik lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, ide yang
satu dengan ide lain tetapi masih dalam lingkup satu bidang studi misalnya IPA
atau IPS. Dengan model connected siswa lebih mudah menemukan keterkaitan
karena masih dalam lingkup satu bidang studi, tetapi kurang menampakkan
keterkaitan interdisiplin.
Keuntungan
yang diperoleh dalam model connected ini adalah adanya hubungan antar ide-ide
dalam satu mata pelajaran, anak akan memperoleh gambaran yang lebih jelas dan
luas dari konsep yang dijelaskan dan siswa diberi kesempatan untuk melakukan
pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.
Kekurangan dalam model ini, model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh
karena belum menggabungkan bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran lain.
3. Model Nested
Model
Nested merupakan model yang memadukan berbagai bentuk keterampilan yaitu
keterampilan social (social skill), keterampilan berpikir (thinking
skill) dan keterampilan isi (content-specific skill) ketika membahas
suatu topik. Misalnya ketika siswa mempelajari sistem peredarah darah,
targetnya adalah memahami konsep “sistem”. Tetapi guru juga mengembangkan
keterampilan berpikir siswa dengan cara mengeksplor siswa mengenai
faktor-faktor yang menyebabkan dan berpengaruh terhadap gangguan sistem
peredaran darah. Keterampilan social juga dikembangkan dengan cara siswa
belajar secara berkelompok. Dengan begitu keterampilan-keterampilan tadi “nested”
bersamasama sebagai pengalaman belajar siswa. Kelebihan model ini yaitu guru
dapat memadukan beberapa keterampilan sekaligus dalam pembelajaran satu mata
pelajaran, memberikan perhatian pada berbagai bidang penting dalam satu saat
sehingga tidak memerlukan penambahan waktu dan guru dapat memadukan kurikulum
secara luas. Kekrangannya adalah apabila taanpa perencanaan yang matang
memadukan beberapa keterampilan yang menjadi targget dalam suatu pembelajaran
akan berdampak pada siswa dimana prioritas pelajaran menjadi kabur.
4. Model Sequenced
Pada
model Sequenced topik-topik atau unit-unit antar mata pelajaran diatur
dan
diurutkan secara tepat satu sama lain. Materi dari dua mata pelajaran yang
berhubungan dapat diurutkan untuk diajarkan secara paralel.Topik-topik itu
dapat dipadukan pembelajarannya pada alokasi jam yang sama. Pembelajaran
terpadu model sequenced ini ditempuh dalam upaya mengutuhkan dan menyatukan
materi-materi yang bercirikan sama dan terkait agar lebih utuh dan menyeluruh.
Kelebihannya yaitu dengan menyusun kembali urutan topik, bagian dari unit, guru
dapat mengutamakan prioritas kurikulum daripada hanya mengikuti urutan yang
dibuat penulis dalam buku teks, membantu siswa memahami isi pembelajaran dengan
lebih kuat dan bermakna. Sedangkan kekurangannya yaitu diperlukkan kolaborasi
berkelanjutan dan fleksibilitas semua orang yang terlibat dalam content area
dalam mengurutkan sesuai peristiwa terkini.
5. Model Shared
Model shared ini merupakan bentuk pemaduan
pembelajaran akibat adanya
“overlapping”
konsep atau ide pada dua mata pelajaran, sehinggamenjadi konsep yang utuh
terhadap konsep-konsep yang berserakan tersebut sehingga menuntun siswa untuk
membuka wawasan dan cara berpikir yang luas dan mendalam melalui pemahaman
terhadap konsep lintas disiplin ilmu. Kelebihannya yaitu lebih mudah dalam
menggunakannya sebagai langkah awal maju secara penuh menuju model terpadu yang
mencakup empat disiplin ilmu, dengan menggabungkan disiplin ilmu serupa yang
saling tumpang tindih akan memungkinkan mempelajari konsep yang lebih dalam.
Sedangkan kekurangannya yaitu model integrasi antar dua disiplin ilmu
memerlukan komitmen pasangan untuk bekerjasama dalam fase awal, untuk menemukan
konsep kurikula yang tumpang tindih secara nyata diperlukan dialog dan
percakapan yang mendalam.
6. Model Webbed (Jaring Laba-laba)
Model
webbed ini mewakili pendekatan tematik untuk memadukan materi subjek. Model ini
dimulai dengan menentukan tema yang kemudian dikembangkan sub temanya dngan
memperhatikan kaitannya dengan bidang studi lain. Biasanya tema yang dipilih
harus tema yang “fertil” yaitu tema yang memiliki kemungkinan keterkaiatan yang
kaya dengan unsur atau konep lain. Tema yang fertil biasanya berupa pola atau
siklus. Tema yang familier membuat motivasi belajar siswa meningkat dan memberi
siswa pengalaman berpikir serta bekerja inter disiplin. Akan tetapi sulit untuk
menentukan tema yang fertile.
Contoh
dari penggunaan pembelajaran model ini adalah: siswa dan guru menentukan tema
misalnya air, maka guru-guru mata pelajaran dapat mengajarkan tema air itu ke
dalam sub-sub tema misalnya siklus air, kincir angin, air waduk, air sungai,
bisnis air dari PDAM yang tergabung dalam mata pelajaran Matematika, IPS, IPA,
dan Bahasa.
Keuntungan
pendekatan jaring laba-laba untuk mengintegrasikan kurikulum adalah faktor
motivasi sebagai hasil bentuk seleksi tema yang menarik perhatian paling besar,
faktor motivasi siswa juga dapat berkembang karena adanya pemilihan tema yang
didasarkan pada minat siswa. Sedangkan kelemahan model ini adalah banyak guru
sulit memilih tema. Mereka cenderung menyediakan tema yang dangkal sehingga
kurang bermanfaat bagi siswa, dan guru seringkali terfokus pada kegiatan
sehingga materi atau konsep menjadi terabaikan.
7. Model Threaded ( Pembelajaran Terpadu Bergalur)
Model Threaded merupakan model pemaduan kurikulum berfokus
pada
metakurikulum. Pembelajaran dengan model ini ditempuh dengan
cara
mengembangkan
gagasan pokok yang merupakan benang merah (galur) yang berasal dari konsep yang
terdapat dalam berbagai disiplin ilmu. Keuntungan dari model ini antara lain:
konsep berputar sekitar metakurikulum yang menekankan pada perilaku
metakognitif; materi untuk tiap mata pelajaran tetap murni, dan siswa dapat
belajar bagaimana seharusnya belajar di masa yang akan datang sesuai dengan
laju perkembangan era globalisasi. Sedangkan kelemahannya yaitu hubungan isi
antar materi pelajaran tidak terlalu ditunjukkan sehingga secara eksplisit
siswa kurang dapat memahami keterkaitan konten antara mata pelajaran satu
dengan yang lainnya.
8. Model Integrated (Keterpaduan)
Model
Integrated dimulai dengan mengidentifikasi konsep, keterampilan , sikap
yang overlap pada beberapa bidang studi. Tema hanya berfungsi sebagai konteks
pembelajaran. Kelebihan model ini adalah hubungkan antar bidang studi jelas
terlihat melalui kegiatan pembelajaran. Akan tetapi model ini menuntut wawasan
yang luas dari guru dan karena terfokus pada kegiatan pembelajaran, terkadang
mengabaikan target penguasaan konsep.
Keuntungan
dari model ini yaitu siswa saling mengaitkan, saling menghubungkan diantara
macam-macam bagian dari mata pelajaran. Keterpaduan secara sukses
diimplementasikan, pendekatan belajar yang lingkungan belajar yang ideal untuk
hari terpadu (integrated day) secara eksternal dan untuk keterpaduan
belajar untuk fokus internal. Selain itu model ini juga mendorong motivasi
murid. Sedangkan kelemahannya yaitu model ini sulit dilaksanakan secara penuh;
membutuhkan keterampilan tinggi, percaya diri dalam prioritas konsep, keterampilan
dan sikap yang menembus secara urut dari mata pelajaran; dan membutuhkan model
tim ahli pada bidang dan merencanakan dan mengajar bersama.
9. Model Immersed
Model Immersed dirancang untuk membantu siswa dalam
menyaring dan
memadukan
berbagai pengalaman dan pengetahuan dihubungakan dengan medan pemakaiannya.
Dalam hal ini tukar pengalaman sangat diperlukan dalam kegiatan dan disiplin
dengan mengaitkan gagasan-gagasan melalui minatnya. Pada model ini keterpaduan
terjadi secara internal dan intrinik yang dilakukan oleh siswa dengan sedikit
atau tanpa intervensi dari luar. Siswa dalam pembelajaran harus memiliki
kemampuan sebagai seorang ahli, sehingga dalam melihat sesuatu dia pandang pada
kaca mata disiplin yang dimilikinya. Model ini hanya dapat diterapkan pada
jenjang pendidikan menengah dan tinggi. Kelebihan dari model ini adalah setiap
siswa mempunyai ketertarikan mata pelajaran yang berbeda maka secara tidak
langsung siswa yang lain akan belajar dari siswa lainnya. Mereka terpacu untuk
dapat menghubungkan mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya. Sedangkan
kekurangan dari model ini adalah siswa yang tidak senang membaca akan mendapat
kesulitan untuk mengerjakan proyek ini, sehingga siswa menjadi kehilangan minat
belajar.
10. Model Networked
Model
networked merupakan model pemaduan pembelajaran yang mengendalikan
kemungkinan pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan
bentuk keterampilan baru setelah siswa mengadakan studi lapangan dalam situasi,
kondisi maupun konteks berbeda-beda. Belajar disikapi sebagai proses yang
berlangsung secara terus menerus karena adanya hubungan timbal balik antara
pemahaman dan kenyataan yang dihadapi siswa. Pendekatan terpadu dapat
diimplementasikan dalam berbagai model pembelajaran. Di Indonesia khususnya di
tingkat pendidikan dasar terdapat 3 model pendekatan terpadu yang sedang
berkembang yaitu : model keterhubu. Kelebihan dari model ini adalah siswa
memperluas wawasan pengetahuan pada satu atau dua mata pelajaran secara
mendalam dan sempit sasarannya. Sedangkan kelemahannya adalah kemungkinan
motivasi siswa akan berubah kedalaman materi pelajaran menjadi dangkal secara
tidak sengaja karena mendapat hambatan dalam mencari sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar